Jumat, 27 November 2020

CERITA RAKYAT KAPUAS HULU

 

BUAYA DAN  DAYAK KETURUNAN HANIA


   





   


Pada jaman dahulu ada sebuah cerita tentang Buaya dan dayak seberuang (BEKUAN)  pada waktu itu seorang pemuda memancing di suatu sungai  dan setelah beberapa jam Ia memancing tetapi tidak mendapatkan apa-apa tetapi pemuda itu tidak berputus asa

dia mencoba beberapa kali melempar kan pancingnya ke beberapa lubuk (tempat air yang dalam), lalu setelah Ia sampai ke sebuah lubuk ia lempar lagi pancing nya dan dia sangat terkejut dan kaget tiba-tiba pancingnya di tarik oleh sesuatu yang sangat besar  sehingga membuat pancingnya putus

Dan ternyata yang menarik pancingnya tersebut adalah seEkor buaya yang sangat besar, dan pemuda tersebut sangat takut dan akhirnya dia memutus kan pulang .

     Dan  beberapa hari kemudian tiba-tiba  ada seorang bermimpi bahwa yang memakan pancing tersebut adalah seEkor Raja Buaya dan Raja tersebut sangat kesakitan dan minta tolong kepada masyarakat setempat ,untuk melepaskan mata pancing  yang ada di dalam perut nya

dan akhirnya ada Seorang paruh baya Dia merupakan ketua  Adat Dayak dari keturunan Hania (ketua Adat Dayak Seberuang ) dan ketua adat melakukan ritual yang di sebut Blian,

Blian ini merupakan  Tradisi Adat Dayak Seberuang Desa Bekuan  untuk menyembuhkan penyakit seorang yang di lakukan secara Tradisional yang di sebut Behancak/Rancak atau memberikan sesaji kepada leluhur.

dan sampai sekarang adat itu masih di lakukan, untuk membantu proses Blian dan setelah melakukan ritual  barulah ketua adat mulai melakukan Blian

tapi sebelum megobati Raja Buaya tersebut ketua Adat meminta beberapa syarat yaitu: Emas Setenkin Pesuk,yang artinya (Emas sekeranjang bolong),Tenkin meruakan alat untuk membawa hasil panen suku Dayak Seberuang, dan Raja Buaya mensetujui syarat itu.

      setelah itu barulah ketua adat melepas kan mata pancing tersebut dangan cara masuk kedalam perut Raja Buaya

setelah lepas, mata pancingnya Raja Buaya sangat beterim kasih kepada sang  Suku Adat, dan  raja buayapun memenuhi janjinya yaitu memberikan emas Setengkin Pesuk/keranjang bolong

ia memasukan emas ke dalam tenkin/keranjang sampai penuh  dan Ia ingin meyerah kan emas tersebut kepada Sang kepala Suku,

tetapi setiap kali Ia mencoba mengangkat  keranjang   yang isinya Emas, emas itu selalu jatuh dan ia selalu gagal  karena keranjangnya bolong ,

ternyata sang kepala suku sengaja meminta syarat tersebut  agar sang Raja Buaya tidak bisa membayarnya

karena dia tahu Anak buah buaya tersebut sering menganggu masyarakat  setempat

melihat sang Raja Buaya tidak bisa membayar hutangnya kepala Suku memberikan syarat kepada buaya tersebut atau sebuah perjanjian antara Buaya dan Suku Dayak Seberuang yang isinya

” Bahwa Buaya tidak boleh Makan atau menyentuh  Keturunan Hania ,dan sebaliknya juga Keturunan hania tidak Boleh memegang,menyentuh,menyolek  dan memakan Buaya

Apa bila keturunan Hania memakan,menyentuh,mencolek  Buaya  maka Buaya juga akan menyentuh memakan keturunan Hania, dan supaya buaya tahu bahwa  Buaya tidak makan keturunan hania,

selain buaya bisa mecium bau keturuna Hania ,Keturunan Hania juga harus mengucapkan Bahwa dia adalah keturunan (member tahu) setiap kali, ketemu/menemui Buaya dan buaya tidak akan memakan keturunan Hania 

Dan sampai sekarang Dayak Seberuang (Bekuan) masih mempercayainya dan sampai sekarang juga Suku Dayak Seberuang tidak pernah memakan ,memegang buaya” di karenakan  perjanjian atau larangan tersebut 

Dan bila melangar bisa beakibat fatal dan setiap Suku Dayak Seberuang memiliki keturunan dan wajib baginya untuk memberi tahu cerita tersebut  kepada keturunanya.

Cerita ini sudah turun menurun dari beberapa generasi  termasuk generasi sekarang dan    cerita ini diceritakan secara lisan dari Nenek,Moyang kami.

Semoga saudara senang dan tertarik  dengan ceriata saya,ini bukan sembarang cerita ini adalah tradisi yang kami jalan kan hingga sekarang  ini oleh Suku Dayak Seberuang Terutama Desa Bekuan yang terletak di sepanjang tepi Sungai Bekuan  Kecamatan Seberuang Kapuas Hulu Kalimantan Barat

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar