BUAYA DAN DAYAK
KETURUNAN HANIA
Pada jaman dahulu ada sebuah cerita tentang Buaya dan dayak seberuang (BEKUAN) pada waktu itu seorang pemuda memancing di suatu sungai dan setelah beberapa jam Ia memancing tetapi tidak mendapatkan apa-apa tetapi pemuda itu tidak berputus asa
dia mencoba beberapa kali
melempar kan pancingnya ke beberapa lubuk (tempat air yang dalam), lalu setelah Ia sampai ke sebuah lubuk ia lempar lagi pancing nya dan dia
sangat terkejut dan kaget
tiba-tiba pancingnya di tarik oleh sesuatu yang sangat besar sehingga
membuat pancingnya putus
Dan ternyata yang menarik pancingnya tersebut adalah
seEkor buaya yang sangat besar, dan pemuda tersebut sangat takut dan akhirnya
dia memutus kan pulang .
Dan beberapa hari kemudian tiba-tiba ada seorang bermimpi bahwa
yang memakan
pancing tersebut adalah seEkor Raja Buaya dan Raja tersebut sangat kesakitan
dan minta tolong kepada masyarakat setempat ,untuk melepaskan mata
pancing yang ada di dalam perut nya
dan akhirnya ada Seorang paruh
baya Dia merupakan ketua Adat Dayak dari keturunan Hania (ketua Adat
Dayak Seberuang ) dan ketua adat melakukan ritual yang di sebut Blian,
Blian ini merupakan
Tradisi Adat Dayak Seberuang Desa Bekuan untuk menyembuhkan penyakit
seorang yang di lakukan secara
Tradisional yang di sebut Behancak/Rancak atau memberikan sesaji kepada leluhur.
dan sampai sekarang adat itu masih di lakukan, untuk membantu proses Blian dan setelah melakukan
ritual barulah ketua adat mulai melakukan Blian
tapi sebelum megobati Raja
Buaya tersebut ketua Adat meminta beberapa syarat yaitu: Emas Setenkin
Pesuk,yang artinya (Emas sekeranjang bolong),Tenkin meruakan alat untuk membawa
hasil panen suku Dayak Seberuang, dan Raja Buaya mensetujui syarat itu.
setelah itu barulah ketua adat melepas kan mata pancing tersebut dangan cara masuk kedalam perut Raja Buaya
setelah lepas, mata pancingnya
Raja Buaya sangat beterim kasih kepada sang Suku Adat, dan raja buayapun memenuhi janjinya yaitu memberikan emas Setengkin
Pesuk/keranjang bolong
ia memasukan emas ke dalam
tenkin/keranjang sampai
penuh dan Ia ingin meyerah kan emas tersebut kepada Sang kepala Suku,
tetapi setiap kali Ia mencoba mengangkat keranjang yang isinya Emas, emas
itu selalu jatuh dan ia selalu gagal karena keranjangnya bolong ,
ternyata sang kepala suku
sengaja meminta syarat tersebut agar sang Raja Buaya tidak bisa
membayarnya
karena dia tahu Anak buah buaya
tersebut sering menganggu masyarakat setempat
melihat sang Raja Buaya tidak
bisa membayar hutangnya
kepala Suku memberikan
syarat kepada buaya tersebut atau sebuah perjanjian antara Buaya dan Suku Dayak
Seberuang yang isinya
” Bahwa Buaya tidak boleh Makan
atau menyentuh Keturunan Hania ,dan sebaliknya juga Keturunan hania tidak
Boleh memegang,menyentuh,menyolek dan memakan Buaya
Apa bila keturunan Hania
memakan,menyentuh,mencolek Buaya maka Buaya juga akan menyentuh
memakan keturunan Hania, dan supaya buaya tahu bahwa Buaya tidak makan
keturunan hania,
selain buaya bisa mecium bau
keturuna Hania ,Keturunan Hania juga harus mengucapkan Bahwa dia adalah
keturunan (member
tahu) setiap kali, ketemu/menemui Buaya dan buaya tidak akan memakan keturunan Hania
Dan sampai sekarang Dayak Seberuang (Bekuan) masih mempercayainya dan sampai sekarang juga
Suku Dayak Seberuang tidak pernah memakan ,memegang buaya” di karenakan perjanjian atau
larangan tersebut
Dan bila melangar bisa
beakibat fatal dan setiap Suku Dayak Seberuang memiliki keturunan dan wajib
baginya untuk memberi tahu cerita tersebut kepada keturunanya.
Cerita ini sudah turun menurun
dari beberapa generasi termasuk generasi sekarang dan
cerita ini diceritakan secara lisan dari Nenek,Moyang kami.
Semoga saudara senang dan
tertarik dengan ceriata saya,ini bukan sembarang cerita ini adalah
tradisi yang kami jalan kan hingga sekarang ini oleh Suku Dayak
Seberuang Terutama Desa Bekuan yang terletak di sepanjang tepi Sungai Bekuan
Kecamatan Seberuang Kapuas Hulu Kalimantan Barat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar