4 Benda Pusaka Suku Dayak yang Belum Banyak Diketahui Banyak Orang
Hallo semuanya apa kabar kalian, semoga sehat sehat
saja ya....
Menemani waktu santai kalian mari kita berbagi info menarik, supaya wawasan kita bertambah luas, sehingga kita bisa bercerita tentang pengetahuan yang kita ketahui.
Jika kalian berkunjung ke Kalimantan Barat, maka jangan sampai melewatkan berkunjung ke Museum Provinsi Kalimantan Barat. Yang tentunya berada di Kota Pontianak.
Sebab, museum yang berlokasi di Jalan Jendral Ahmad Yani, Pontianak, itu menyimpan beragam koleksi benda khas tradisional bersejarah dari berbagai budaya yang tersebar di Kalimantan Barat, termasuk kebudayaan Dayak.
Saat memasuki museum, nuansa kearifan budaya lokal begitu terasa, mulai dari ornamen khas seperti ukiran dan motif pada dinding, baju adat pernikahan, alat tenun, senjata tradisional, hingga benda-benda keramat seperti peralatan kematian maupun sunatan.
Selain beragam benda tradisional, ada juga koleksi barang-barang berbau mistis yang wajib kamu ketahui di sana.
Nah, Jadi kali ini kita akan membahasa 4 Benda Pusaka yang Digunakan dalam Ritual Masyarakat Dayak
Lalu apa saja benda tradisional yang ada dimuseum Kalimantan Barat, ayo kita simak satu persatu
Namun, sebelum lanjut bagi kalian yang menyukai informasi di blog ini, jangan lupa like, dan komentarnya ya, supaya kalian dapat terus update berita terbaru, dan tentunya supaya saya lebih semangat lagi menyajikan informasi bagi kita semua. Terima kasih.
Yang pertama adalah Agit dan Sa’sawak manic
Agit merupakan perhiasan yang digunakan oleh dukun suku dayak Menyuke, Kabupaten Pontianak, dalam upacara perdukunan atau upacara yang bersifat religius. Agit berbentuk kalung yang terbuat dari rotan, kerang, gigi taring binatang, manik-manik kaca biru, dan merah.
Sementara, Sa’sawak manic merupakan ikat pinggang yang digunakan oleh wanita suku Dayak di Kalimantan Barat yang terdiri dari 6 rangkaian manik-manik kaca, batu tulang disekat oleh 4 lempeng tanduk, kayu dan, tulang sebagai penguat.
Panyugu
Panyugu merupakan tempat untuk melaksanakan ritual pembacaan doa dan mantra, yang bersifat religius dan magis, serta terdapat althar, pahar, patung, tempayan, tangki, dan 2 buah mangkuk. Panyugu digunakan dalam upacara ritual yang disebut Nyanghatan.
Itu adalah ritual untuk memohon kekuatan kepada roh leluhur, agar warga kampung mendapatkan perlindungan dan keselamatan. Ritual Panyugu biasanya dilaksanakan pada saat melakukan pembukaan lahan perladangan, dan ketika ritual naik dango.
Rumah Sandung
Rumah Sandung adalah bangunan seperti rumah kecil yang bertiang panjang, tempat menaruh tulang belulang leluhur setelah Upacara Tiwah. Hal ini biasanya terkait dengan kepercayaan Kaharingan yang dianut oleh Suku Dayak Ngaju yang ada di Kalimantan Tengah.
Dalam sebuah Sandung, biasanya berisi tulang-tulang dari satu sampai tujuh orang leluhur. Rumah Sandung memiliki jumlah tiang yang beragam, ada yang bertiang satu, dua, tiga, dan yang terbesar bertiang empat. Banyaknya tiang ini mencerminkan besar atau kecilnya rumah Sandung tersebut, sekaligus sebagai simbolis status sosial dan kemampuan keluarga yang ditinggalkan.
Seni Musik Dayak
Pada kebudayaan Dayak, berbagai upacara yang
bersifat religius hingga mistis akan diiringi dengan musik tradisional sebagai
kelengkapan pokok dalam penyelenggaraan ritual masyarakat Dayak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar